Apa yang Terjadi bila Banjir 5 Bulan?
(Baca: Kejadian 7:17-24)
Saya masih ingat ketika hujan turut di kota Makassar (Sulawesi Selatan) selama beberapa jam dan keesokan harinya ketika keluar dari rumah keadaan kota banjir di sana-sini. Debit air yang mengalir terus mengakibatkan penampungan dam, got dan semua saluran air meluber ke jalan.
Kira-kira apa yang terjadi bila hujan turun lebih 1 bulan sepuluh hari dan banjir selama 5 bulan? Bila itu terjadi di masa sekarang, maka ada banyak efek di lingkungan, perekonomian, kesehatan, keamanan, pendidikan hingga masalah 'perut' orang. Bila hujan turun terus menerus selama beberapa jam saja ada efek besar bagi banjir di daerah yang penampungan airnya tidak baik serta membuat terhentinya kegiatan sehari-hari dengan baik.
Beberapa jam pertama setelah hujan turun, bisa dipastikan sejumlah daerah tidak mungkin dilewati oleh kendaraan bermotor, mobil, becak hingga sepeda. Semula sejumlah anak-anak kampung bermain bak berenang di kolam besar. Waduk penampungan air mulai penuh, petani mulai was-was, got-got di hilir rumah mulai penuh dan sungai-sungai pun mulai penuh dengan air. Rumah-rumah yang saluran air dan genting-genting yang tidak baik akan bocor dan menetes dalam rumah.
Setengah hari hujan tanpa berhenti alias 12 jam hujan deras akan membuat sebagian masyarakat cemas dan pemerintahan setempat mencanangkan bencana tingkat satu. Kedalaman air di sebagian besar tempat sudah melewati 1,5 meter. Tidak terlihat anak-anak bermain lagi, suasana mencekam. Orang-orang panik dan mulai pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Dalam 12 jam hujan hampir semua rumah, kendaraan, alat-alat rumah tangga, serta perabot terendam air. Listrik mati, tiang-tiang penyangganya roboh, bisa jadi saluran telpon rumah mati, saluran telpon seluler sangat padat hingga jam (kelebihan beban dan tidak bisa dipakai). Roda perekonomian dalam hitungan kota sudah rugi milyaran rupiah dan mulai berhenti secara perlahan namun pasti.
Di saat itu juga tampak ribuan sukarelawan dari rumah sakit, organisasi kemasyarakatan hingga bantuan kemanusiaan diusahakan oleh militer. Sejumlah tenda yang tadinya didirikan sudah musnah kena banjir, sejumlah tempat gedung tinggi disiagakan sebagai pusat komando bencana, puluhan ribu orang mengungsi di gedung-gedung berlantai dua ke atas.
Anak-anak kecil, remaja hingga bayi mulai menjerit kelaparan sementara tidak semua rumah yang bertahan menyediakan makanan waktu itu. Binatang bawah tanah seperti tikus dan sejenisnya berlarian keluar dan mencari tempat tinggi, sisanya mati mengapung di sepanjang jalan. Pada fase ini semua fasilitas transport dan pendidikan otomatis mati total, demikian pula fasilitas umum. Perekonomian berhenti, hujan deras dan mendung gelap serta lampu mati membuat kepanikan semakin bertambah.
Wilayah rumah sakit, rumah jompo, panti asuhan segera menjadi korban bila tidak ditangani secara cepat dalam evakuasi. Burung-burung yang tidak dapat berlindung akan mati kelelahan dan jatuh di bagian dari gedung tinggi. Di sana tampak banyak orang yang mulai naik ke atap rumah meski takut juga akan halilintar menyambar.
Meskipun perahu karet, perahu speed boatdisiagakan dan dipakai di sana-sini tetapi tidak dapat mengimbangi jumlah penduduk. Semua tanaman mati, sejumlah orang menjadi korban kena arus yang deras dan menghanyutkan.
Dalam fase kedua, kisaran 24 jam semua warga dan daerah secara praktis mati total. Jumlah korban semakin banyak bertambah. Puluhan ribu sukarelawan yang sibuk menolong mulai kelelahan. Hari sudah malam dan suasana gelap terasa disejumlah tempat. Lampu-lampu darurat mulai mati kehabisan solar atau battery. Makanan yang tersedia mulai menipis. Tentu saja di fase ini keamanan mulai jauh berkurang, orang-orang mulai menjarah tempat-tempat makanan, supermarket dan tokoh-tokoh kelontong.
Dalam hitungan jam di fase kedua ini terlihat mulai banyak mayat mengapung di atas air demikian pula dengan bau busuk, bangkai dari berbagai hewan ternak juga tercecer di sepanjang aliran air. Orang-orang yang hidup mulai kehabisan air bersih, apalagi yang tidak memiliki persedian cukup. Sumber air bersih praktis terhenti dan bisa jadi mulai dijarah orang. Alat komunikasi radio dari battery dan telivisi pakai genset maupun aki mulai lemah dan sulit didengar dengan jelas.
Kira-kira apa yang terjadi dalam fase ketiga hitungan satu minggu? Bisa jadi 70% orang meninggal kelaparan, terkena penyakit, dan gila. Orang-orang yang mengungsi di daerah tinggi tetapi kekurangan ransum makanan akan mati pula. Orang-orang yang mempunyai fasilitas penerbangan dan berhasil terbang akan berhenti kehabisan bahan bakar, sebab seluruh dunia sudah dipenuhi air. Pesawat itu akan jatuh dan pecah berkeping-keping.
Kecuali itu, sejumlah kapal selam dengan ransum makanan cukup, sejumlah gedung tinggi dengan penghuni yang mempersiapkan ransum cukup yang masih bertahan dengan dinginnya cuaca dan gelap gulita. Kematian terus bertambah. Bisa jadi dalam hitungan fase ke empat banjir selama sebulan sudah hampir dipastikan 90% kehidupan mati. Mereka yang berada di dalam kapal dan tempat tertentu dengan persediaan makanan tipis sudah sekarat.
Apa yang terjadi bila kemudian selama 5 bulan banjir dan air tidak juga surut? Dengan kondisi semua objek vital mati, komunikasi terputus, bahan makanan habis, penyakit berdatangan dan keputusasaan menyergap, maka kemungkinan tidak banyak yang akan bertahan hidup tanpa daratan dan persiapan yang memadai bertahun-tahun sebelumnya.
Ini semua hanya bayangan bila air bah terjadi di dunia masa kini. Kelak berdasarkan Firman Tuhan, yang terjadi di dunia adalah kiamat. Ribuan kali lebih mematikan dan lebih mengerikan terjadi di bumi. Bila air bah dan hujan belerang di Sodom dan Gomora hanyalah di masa lalu untuk sebagian tempat dan masih menyisakan kehidupan, kelak di hari kiamat tidak akan ada kehidupan di dunia lagi.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita bisa selamat menjelang hari itu? Firman Tuhan mengatakan: bila kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus maka kita diselamatkan (Roma 10:9-10). Keselamatan dari Tuhan pernah disediakan bagi orang-orang percaya yang mau dengar dan taat. Lihatlah Lot yang selamat karena iman percayanya. Lihatlah Nuh dan keluarga besarnya yang selamat karena mau dengar dan taat kepada Tuhan. Maka kelak ketika dunia berakhir kitapun dapat selamat bila kita mempersiapkan diri sejak sekarang. Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat. Siapkan dirimu mengerjakan misi dan kehendak Tuhan hingga waktunya tiba. Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp
Post a Comment