BERTUMBUH DALAM ANUGERAH TUHAN YANG ISTIMEWA
'Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Enkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau' Ayub 42:5 .
Apakah yang membuat seorang pengikut Yesus dikatakan bertumbuh? Apakah karena ia sudah puluhan tahun mengunjungi Gereja? Apakah karena ia semakin tahu banyak tentang filsafat Kristen, menghafal katekismus bahkan mengenali isyu teologi kontemporer terkini yang disebut 'bertumbuh'?
Saya cukup sering mendengar percakapan orang Kristen yang mengatakan bahwa dahulu dia adalah aktivis di sebuah Gereja, giat melayani dan sangat terampil dalam bidang tertentu pelayanan. Yang lainnya mengatakan sebagai pengurus sebuah Gereja dan bahkan sudah puluhan tahun. Kebanggaanya adalah 'sebelum kamu lahir, saya sudah terjun dalam pelayanan.' Namun sedih sekali ketika mengetahui posisinya saat ini yang jarang ke Gereja, tidak lagi aktif melayani Tuhan dan tidak juga menunjukkan pertumbuhan rohani yang nyata. Apa yang terjadi?
Kalau kita kembali kepada kehidupan Ayub, kita terkagum-kagum dengan gaya hidup yang dinyatakan setiap harinya. Seorang yang mengasihi Tuhan, rajin berbuat baik, tahu diri (saya pikir tidak berlebihan mengatakan demikian karena Ayub bukan saja sering introspeksi diri tetapi juga kehidupan keluarganya. Lihat Ayub 1:5), dsb (Ayub 1:1-3). Boleh dikatakan Ayub adalah sosok ideal dari kehidupan seorang anak Tuhan.
Tetapi apa yang terjadi setelah pergumulannya yang berat menderanya bertubi-tubi? Seperti pengujian dalam api yang sangat panas, aslinya akan kelihatan. Di satu sisi dimurnikan, di sisi lain yang kotor-kotor menempel disingkirkan. Ayub bergumul luar biasa dengan Tuhan dan menemukan yang namanya pertumbuhan.
Pertumbuhan rohani kerap kali terjadi bukan pada saat lancar dan 'baik-baik saja' melainkan pada saat sulit dan banyak tantangan. Pertumbuhan rohani tidak terjadi dengan sendirinya tetapi dikerjakan. Pertumbuhan rohani bukan tentang keterampilan atau pertambahan pemahaman kognitif tetapi lebih kepada keputusan dan dinamika bersama Tuhan.
Ayub mengatakan, ' Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Enkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau' (Ayub 42:5). Inilah yang disebut pertumbuhan rohani. Pertumbuhan rohani terjadi bukan karena usaha kita semata tetapi karunia Roh Kudus yang kita responi dalam tantangan hidup.
Ayub yang tadinya banyak tahu tentang Tuhan (know about God) sekarang belajar mengenal Tuhan (knowing God). Ada beberapa perbandingan yang unik dari Ayub 42:5 ini, yakni antara masa lalu (past) dengan masa kini (present); antara mendengar saja (hear) dan kemudian juga melihat (see); antara tahu dari orang lain menjadi tahu sendiri secara personal.
Kedalaman makna pertumbuhan rohani Ayub yang dilukiskan di 42:5 menunjukkan bahwa pertumbuhan rohani bukan tentang sejarah tetapi kekinian dan bersifat relasi pribadi dengan Tuhan. Apa yang kerap dibanggakan banyak orang-orang percaya adalah 'saya dahulu pernah berprestasi dalam hal ini, pernah aktif melayani dalam hal itu, dst'. Tetapi pertumbuhan rohani lebih pada apa yang Tuhan baru saja dan sedang melakukan sesuatu dalam hidup kita.
Ketika kita bertumbuh secara rohani maka itu adalah anugerah Tuhan yang luar biasa. Seseorang boleh mengusahakan banyak kegiatan dan sikap rohani yang luar biasa indah dan jadi berkat buat banyak orang, tetapi bertumbuh sendiri adalah hasil kerja dari Roh Kudus.
Anugerah Tuhan itu istimewa, sifatnya personal dan bukan barang dagangan. Ayub selama ini telah menunjukkan kesaksian hidup yang sangat baik dan menjadi teladan buat kita semua, namun ketika Ayub tiba pada satu pengakuan dari past ke present, dari hear ke see, dari other ke mine maka ia tengah bertumbuh dalam relasi yang paling personal dalam hidupnya: hanya antara aku dan Tuhan.
Hari ini Tuhan memanggil Anda dan saya untuk masuk dalam dimensi rohani ini, yakni pertumbuhan rohani. Sebuah dinamika rohani yang tidak berhenti di masa lalu tentang betapa hebatnya jasa kita atau tentang betapa hebatnya kebaikan Tuhan, tetapi sebuah keputusan hari ini: saya mau berjalan bersama dengan Tuhan dengan konsekuensi yang paling buruk sekalipun. Sebuah pengalaman pribadi yang mengajak diri sendiri untuk menghargai anugerah Tuhan yang istimewa itu sekarang. Kiranya anugerah Tuhan yang istimewa dalam Tuhan Yesus Kristus membawa kita semakin bertumbuh. Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp
Post a Comment