Latest News

Tuesday, January 8, 2013

Siapa Istri Kain?


Siapa istri Kain?

Banyak pertanyaan yang menanyakan siapa sebenarnya istri Kain. Kejadian 4:17, Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh. Hampir semua orang beranggapan bahwa pada saat itu di dunia hanya ada Adam, Hawa, Kain, dan Habel (yang kita semua tahu bahwa pada Habel telah mati dibunuh oleh Kain). Namun jika dilihat dari daftar keturunan Adam di pasal 5, terutama Kejadian 5:4, Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Dari ayat tersebut jelas sekali bahwa Adam dan Hawa mempunyai banyak anak, dan tidak menutup kemungkinan bahwa pada saat peristiwa pembunuhan Kain terhadap Habel, anak Adam dan Hawa sudah ada banyak. Jadi jelas jawaban untuk pertanyaan di atas, istri Kain adalah saudara kandungnya sendiri.

Berarti pada saat itu Kain melakukan perkawinan sedarah? Apa diperbolehkan?

Ya, karena pada saat itu memang tidak ada pilihan lain dan perkawinan dengan saudara kandung (bukan saudara kembar) ini memang harus dilakukan, setidaknya untuk generasi pertama dan bahkan mungkin pada generasi kedua. Apakah tidak berbahaya perkawinan yang seperti ini? Pada saat itu mungkin saja manusia masih lebih �sempurna� dan umur manusia masih sangat panjang karena dosa belum seperti sekarang ini yang membuat umur manusia semakin lama semakin singkat. Pada keturunan selanjutnya, sepertinya perkawinan sedarah atau sering disebut juga dengan incest tidak diperbolehkan, meskipun secara lisan saja tertulis. Barulah pada saat adanya Hukum Taurat Musa (misal di Imamat 20:17) perkawinan sedarah (incest) ini secara resmi dilarang. 

Jadi Tuhan tidak menciptakan manusia lain selain Adam dan Hawa? 

Jika tidak ada perkawinan yang seperti ini, jawaban lainnya adalah Tuhan menciptakan manusia � manusia lain selain Adam dan Hawa. Tapi sepertinya hal ini tidak mungkin karena tidak ada satupun penjelasan yang dapat diterima jika benar � benar ada manusia lain. Jika ada manusia lain yang diciptakan Allah secara langsung, apakah manusia tersebut satu per satu diusir dari Taman Eden? Apakah tidak ada manusia yang tidak dapat berbuat dosa, padahal Tuhan menciptakan manusia sempurna sesuai dengan gambarannya? Apakah mungkin ada manusia yang tidak melakukan dosa dan tertinggal di Taman Eden? Atau yang paling ekstrim adalah apakah mungkin Tuhan menciptakan manusia yang tidak sempurna di luar Taman Eden? Apapun itu, tidak ada penjelasan yang dapat diterima jika memang benar ada manusia lain yang diciptakan Allah secara langsung. Hal ini diperkuat dengan perintah Allah yang pertama kepada manusia di Kejadian 1:28, Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Jika kita melihat firman tersebut, jelas firman tersebut ditujukan kepada Adam dan Hawa, satu � satunya (walaupun dua sebenernya sih) manusia yang hidup. Dengan adanya firman tersebut, maka tanpa menciptakan manusia lain pun Adam dan Hawa tetap bisa beranak cucu dan bertambah banyak. Mengapa dikatakan bahwa pada saat itu hanya ada Adam dan Hawa? Jika kita baca lebih lanjut di Kejadian 2:18, TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Jelas di sini bahwa pada saat itu hanya Adam yang diciptakan (baca: seorang diri) dan Allah menciptakan Hawa untuk melengkapi Adam.

Oke, anggap saja itu semua hanya asumsi saya dan masih tidak percaya kalau tidak ada manusia lain yang Allah ciptakan, bagaimana dengan Kejadian 3:20?
Kejadian 3:20, Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. (TB)
Kejadian 3:20, Adam menamakan istrinya Hawa, karena perempuan itu menjadi ibu seluruh umat manusia.(BIS)
Saya rasa ayat di atas sudah menjelaskan semuanya dengan jelas.

-N.L.H-

No comments:

Post a Comment

Recent Post