CUMA TITIPAN
(Baca: Matius 21:1-10)
Hidup ini cuma titipan Tuhan. Segala yang ada pada manusia, mulai dari tubuh jiwa hingga semua harta kekayaan, jabatan dan bahkan keluarga sekalipun kelak akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.
Pagi itu istri saya menitipkan botol minum untuk dibawa rekreasi oleh anak kami. Sepanjang hari anak-anak gembira bermain. Sorenya sewaktu perjalanan pulang, wajah anak kami kelihatan murung dan hampir menangis. 'Kenapa?' tanya saya. Dengan nada lirih ia menjawab sedih karena disebut tidak tanggung jawab menjaga miliknya sendiri. Sebenarnya ada dua kesedihan yang menyelimutinya, pertama adalah kehilangan barang miliknya dan kedua adalah teguran orang tua agar ke depan lebih hati-hati menjaga barang yang dipercayakan kepadanya.
Hari ini banyak orang sibuk dengan 'permainannya' hingga lupa hidup bagi Tuhan. Sebagian orang sibuk 'bermain' bisnis untuk alasan bertahan hidup atau demi segenggam berlian. Sebagian 'permainan' itu disebut tender, yang lain menyebutnya karier, dan ada pula yang menyebut sebagai 'nyaleg' atau 'nyapres' yang kesemuanya diulaskan sebagai beribu alasan mulia yang tipis bedanya antara semua ini milikku atau milik Tuhan yang dititipkan.
Dicatat seorang warga kampung Betfage di Bukit Zaitun memberikan keledainya untuk Tuhan. Ia adalah orang yang sadar bahwa hidup ini titipan Tuhan (Matius 21:1-7). Keledai jaman itu adalah alat transportasi yang penting dan sangat berguna untuk keperluan bisnis sehari-hari. Melalui keledainya ribuan orang bersukacita, mempunyai pengharapan besar dan memuliakan nama Tuhan (ayat 8-10). Tidak ada kehormatan dan keberhasilan penuh dalam hidup ini kecuali sadar hidup ini cuma titipan.
HIDUP INI CUMA TITIPAN TUHAN. ORANG YANG MENGHIDUPINYA TENGAH MENGERJAKAN KEBERHASILAN PENUH.
إرسال تعليق